Saturday, May 19, 2018

Diselamatkan hanya karena anugerah, bukan dari perbuatan baik

Ef 2:8-9 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Melalui ayat tersebut diatas, rasul Paulus dengan jelas sekali mengatakan bahwa manusia sama sekali tidak memiliki andil didalam keselamatannya. Ini adalah doktrin kunci yang penting sekali karena hampir semua agama didunia menggunakan 'perbuatan baik' sebagai alat untuk keselamatan. Pada intinya selama manusia hidup didunia ini, berbuat baiklah, maka nanti engkau akan diselamatkan. Tetapi jika kita melihat Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keselamatan itu adalah karena anugerah Tuhan, bukan hasil perbuatan manusia.

Keselamatan hanya diperoleh dari penebusan Yesus Kristus. Rom 3:24 "oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." Bagi orang2 yang percaya kepada Kristus Yesus, maka dia sudah memperoleh keselamatan itu. Jadi bukan karena dia berbuat sesuatu maka dia diselamatkan, melainkan meskipun dia masih dalam keadaan berdosa Tuhan sudah memberikan anugerah keselamatan itu padanya. Roma 5:8 "oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." Dan lagi disebutkan "Dibenarkan dengan cuma-cuma." Yang artinya kalau kita sudah bekerja/berbuat sesuatu terus mendapatkan imbalan, itu bukan disebut "cuma2", melainkan lebih tepatnya sebagai "upah". Rom 4:4 "Kalau ada orang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya."

Setelah anugerah yang cuma2 itu diberikan, maka akan terjadi perubahan didalam kehidupan orang tsb. Karena dia sekarang menyadari dirinya yang berdosa dan tidak layak, tetapi Tuhan tetap mengasihinya, dan mau menyelamatkannya meskipun dia tidak punya modal apapun juga untuk bisa mendapatkan keselamatan tsb, tetapi Tuhan tetap memberikan itu padanya. Menyadari akan ini semua, maka dia mulai bisa mengasihi Tuhan.

Bagi seseorang yang mengasihi sesuatu, maka dia akan melakukan apa saja untuk sesuatu tsb. Jika dia mulai mengasihi Tuhan, maka dia akan mulai ada keinginan untuk menyenangkan Tuhan dengan cara menuruti perintah2-Nya dan menjauhi apa2 saja yang dibenci-Nya (dosa2). Maka ini mulai terjadi proses penyuciaan (sanctification). Dari semua ini, maka kehidupan orang tadi akan berubah total. Kasih akan sesama manusia itu juga mulai muncul. Yang dulu cuma memikirkan dirinya sendiri, sekarang mulai mengasihi orang2 disekitarnya. Dunia akan mulai bisa melihat dan merasakan perbedaannya. Dan dari apa saja yang dihidupinya itu yang disebut "perbuatan baik."

Kasih adalah kegenapan dari hukum Taurat. Rom 13:8-10 "Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat."

Inilah "perbuatan baik" yang sejati, yang dihasilkan dari penebusan Kristus Yesus. Diluar ini, segala perbuatan baik manusia itu hanyalah baik menurut pemikirannya saja. Semoga bisa membantu.

Tuhan memberkati.

Semua manusia adalah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah

Rom 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.”

Sejak Kej 3 manusia jatuh ke dalam dosa dan sampai sekarang keadaannya merosot terus dan tidak pernah kembali lagi seperti semula. Dengan jaman yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan yang tinggi dan hebat, tetapi kejahatan yang ada didunia menjadi lebih jahat daripada masa2 sebelumnya. Jika kita melihat berita, kejahatan jaman sekarang ini semakin canggih, sadis, dengan kerusakan yang dihasilkan semakin parah. Banyak sekali kejadian2 yang mungkin di tahun 90-an, 80-an, 70-an orang tidak pernah terpikir untuk melakukannya. 

Apa artinya dosa? Dosa atau “hamartia” dalam bahasa Yunaninya berarti “missing the target” atau “meleset dari sasaran.” Apa sasarannya? Yaitu kehendak atau jalan Tuhan. Manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah (image of God), tetapi karena jatuh kedalam dosa maka image of God ini menjadi luntur/kabur/rusak dan tidak jelas lagi (meskipun sisa2nya masih ada). Manusia sudah kehilangan kemuliaan Allah. Jalan dan kehendak Tuhan sudah tidak terjadi sepenuhnya didalam kehidupan manusia. Yang ada sekarang adalah kehendak manusia yang jadi, kehendak untuk memuaskan nafsu daging yang ditunggangi dosa.

Manusia baru bisa dikatakan tidak berdosa jika dia melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah, tiap hari, tiap saat. Apakah itu mungkin karena sedikit saja meleset dia sudah berdosa. Selain itu, dosa sendiri juga tidak di ranking, ada “dosa kecil” atau “dosa besar” seperti cara pandang hukum dunia yang membedakan pencuri telor dengan pembunuh. Dimata Tuhan, setiap dosa adalah sama yaitu tindakan memberontak terhadap Tuhan. Dan hukuman untuk semua dosa sama yaitu mati. Seperti dikatakan di Rom 6:23: “Sebab upah dosa ialah maut”.

Apa akibat dari dosa? Yang paling mudah untuk dilihat yaitu kehidupan yang “kacau” balau. Anak melawan orang tua, suami istri bermusuhan, orang saling malukai, membunuh, dsb. Tetapi, akibat dosa yang paling penting yaitu karena dosa, manusia menjadi terpisah dari Allah, sebab yang Kudus dan yang kotor tidak dapat menjadi satu. Maka dari itu Adam dan Hawa harus diusir. Apa akibat terpisah dari Allah? Terpisahnya kita dari sumber kehidupan sendiri yaitu Tuhan adalah kematian. Kematian yang saya dimaksud disini adalah kematian kekal. Karena semua orang akan mati secara fisik, tetapi orang2 yang memperoleh keselamatan akan mendapatkan kehidupan yang kekal. Sedangkan sisanya akan menerima kematian yang kekal. 

Manusia dengan kemampuannya sendiri tidak akan pernah bisa untuk menyelesaikan permasalahan dosanya. Jika dikaitkan dengan doktrin keselamatan, maka manusia pada dasarnya tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Jika didalam satu aspek kehidupan benar2 dia tidak berdosa (inipun susah), tetapi didalam aspek yang lain dia berdosa, maka dia tetap adalah pendosa. Yak 2:10 “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.”

Berbahagialah kita yang menyadari keberdosaan kita karena inilah permulaan dari anugerah. Kesadaran manusia bahwa dirinya berdosa dan tidak layak dihadapan Allah akan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat jika berhadapan dengan Allah. Bahwa tidak ada satu titik kecilpun didalam dirinya yang bisa dipakai sebagai modal untuk menyatakan bahwa dirinya adalah orang “benar”. Bahwa dirinya sudah layak untuk dimurkai dan dibuang. Dan bahwa hanya oleh kasih karunia manusia bisa dibenarkan secara cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Rom 3:24). 

Tuhan memberkati.

Apakah kita sudah hidup benar dihadapan Allah? (Diselamatkan)

Saudara2 melalui tulisan ini saya mengundang kita semua termasuk saya sendiri untuk sekali ini kita boleh berhenti dari semua yang kita lakukan dan mulai memeriksa diri. Kadang kadang kita hidup atau menjalankan segala sesuatu yang kita pikir itu sudah benar, tetapi tidak pernah dites dan ujung2nya ternyata salah. Ams 14:12 "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Banyak orang sering berpikir bahwa oh saya sudah ke Gereja tiap minggunya, bahkan aktif sekali dalam pelayanan. Tidak pernah mencuri, membunuh, dsb. Hidup saya pada umumnya baik kok. Banyak orang lain yang hidupnya lebih "berdosa" daripada saya. 

Tetapi pada saat yang sama, kita merasa hidup kita kok puter2 disitu aja terus ya. Tidak ada pertumbuhan rohani, statis saja terus. Serasa ada sesuatu kekosongan dalam hati kita yang masih belum terisi. Kekeringan dalam batin kita. Meskipun kita kadang sudah memiliki semuanya yang kita perlukan bahkan, tetapi masih saja ada perasaan itu. Kehidupan yang setelah bertobatpun tidak ada bedanya dengan sebelum bertobat. 

Jika memang masih demikian, maka kehidupan ke Kristenan kita masih perlu dipertanyakan. Sebab Alkitab mengajarkan, setelah kita menerima Kristus dan bertobat, maka seharusnyalah kehidupan kita akan berubah. Sekarang kita hidup sebagai manusia baru atau istilahnya "lahir baru." Kita harus memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera dan sebagainya (Gal 5:22-23). Saya tidak membahas topik ini disini karena akan sangat panjang lebar.

Keselamatan yang sejati menuntut pertobatan yang sejati. Suatu kondisi dimana kita menyadari keadaan diri kita yang sebenarnya, bukan keadaan yang kita pikir kita sedang alami (secara fenomena). Tetapi dalam anugerah Tuhan, ketika kita sudah bisa mulai mengerti bahwa kita ini adalah sebenarnya hanyalah seorang manusia yang berdosa saja, yang tidak memiliki modal apapun juga yang bisa kita banggakan, perbuatan baik apapun, yang dapat membenarkan kita dihadapan Tuhan, inilah pertobatan sejati. Seperti perumpamaan, anak yang hilang itu di Luk 15:17 disitu ditulis "Lalu ia menyadari keadaannya." Menyadari keadaannya yang berdosa terhadap Bapa. Seorang manusia berdosa yang tidak layak dihadapan Bapanya.

Selama seorang manusia berpikir bahwa dirinya tidak berdosa, maka dia tidak akan pernah bertobat dan dia akan terus berada di jalannya itu. Logikanya adalah: buat apa bertobat, kan selama ini sudah benar. Tetapi Rom 3:23 mengatakan "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Tidak ada seorang manusiapun yang benar dihadapan Allah (termasuk yang nulis ini juga berdosa). Siapakah yang bisa menyelamatkan manusia yang berdosa ini? Rom 7:25 "Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." 

Tetapi apakah dengan percaya kepada Yesus saja maka kita sudah diselamatkan? Coba kita lihat di Yoh 8:31 "Maka kata-Nya (Yesus) kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku." Jadi percaya saja tidak cukup. Percaya harus ditambah lagi "tetap dalam firman-Ku." Yang artinya kita juga harus aktif menjalankan Firman Tuhan. Disini Tuhan berbicara mengenai ketaatan akan firman.

Dan jika kita melanjutkan ke Yoh 8:32 "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Hanya dengan ketaatan melakukan firman, maka kita baru bisa benar2 mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Mengerti Firman Tuhan saja itu tidak cukup. Banyak sekali orang sudah mempelajari teologi dan tahu banyak sekali. Tetapi tanpa ketaatan dan menjalankan firman itu didalam hidupnya, pengetahuan itu hanya berada di angan2 saja. Pengetahuan itu tidak memiliki kuasa untuk merubah hidup, tidak akan memberikan arti apapun dalam hidupnya dan yang pasti tidak menyelamatkan. Dengan ketaatan akan firman juga, maka kita baru akan mengetahui kebenaran. Kebenaran itu akan benar2 dinyatakan didepan mata kita. Sama seperti Ayub berkata di Ayb 42:5 "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." Allah yang dulunya hanya sebagai suatu "konsep" dalam otak Ayub, sekarang dia bisa berhadapan/berinteraksi langsung dengan-Nya. Maka tentunya pada akhirnya adalah "kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Hidup kita akan dibebaskan dari perhambaan dosa.

Kesimpulannya adalah: menerima dan percaya kepada Yesus Kristus itu tidaklah cukup hanya dibibir maupun hanya di dalam rasio/otak kita saja. Saya sudah angkat tangan pada waktu ada calling dulu dan sekarang saya sudah ke Gereja tiap minggu. Itu tidak cukup. Iman yang seperti ini tidak menyelamatkan. Hanya dengan ketaatan, firman yang sudah kita dengar itu, bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai hidup suci dan menyangkali segala dosa kedagingan kita. Dan biarlah Allah boleh dipermuliakan dalam kehidupan kita yang sementara didunia ini. Amin.

Terpujilah Allah.