Saudara2 melalui tulisan ini saya mengundang kita semua termasuk saya sendiri untuk sekali ini kita boleh berhenti dari semua yang kita lakukan dan mulai memeriksa diri. Kadang kadang kita hidup atau menjalankan segala sesuatu yang kita pikir itu sudah benar, tetapi tidak pernah dites dan ujung2nya ternyata salah. Ams 14:12 "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Banyak orang sering berpikir bahwa oh saya sudah ke Gereja tiap minggunya, bahkan aktif sekali dalam pelayanan. Tidak pernah mencuri, membunuh, dsb. Hidup saya pada umumnya baik kok. Banyak orang lain yang hidupnya lebih "berdosa" daripada saya.
Tetapi pada saat yang sama, kita merasa hidup kita kok puter2 disitu aja terus ya. Tidak ada pertumbuhan rohani, statis saja terus. Serasa ada sesuatu kekosongan dalam hati kita yang masih belum terisi. Kekeringan dalam batin kita. Meskipun kita kadang sudah memiliki semuanya yang kita perlukan bahkan, tetapi masih saja ada perasaan itu. Kehidupan yang setelah bertobatpun tidak ada bedanya dengan sebelum bertobat.
Jika memang masih demikian, maka kehidupan ke Kristenan kita masih perlu dipertanyakan. Sebab Alkitab mengajarkan, setelah kita menerima Kristus dan bertobat, maka seharusnyalah kehidupan kita akan berubah. Sekarang kita hidup sebagai manusia baru atau istilahnya "lahir baru." Kita harus memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera dan sebagainya (Gal 5:22-23). Saya tidak membahas topik ini disini karena akan sangat panjang lebar.
Keselamatan yang sejati menuntut pertobatan yang sejati. Suatu kondisi dimana kita menyadari keadaan diri kita yang sebenarnya, bukan keadaan yang kita pikir kita sedang alami (secara fenomena). Tetapi dalam anugerah Tuhan, ketika kita sudah bisa mulai mengerti bahwa kita ini adalah sebenarnya hanyalah seorang manusia yang berdosa saja, yang tidak memiliki modal apapun juga yang bisa kita banggakan, perbuatan baik apapun, yang dapat membenarkan kita dihadapan Tuhan, inilah pertobatan sejati. Seperti perumpamaan, anak yang hilang itu di Luk 15:17 disitu ditulis "Lalu ia menyadari keadaannya." Menyadari keadaannya yang berdosa terhadap Bapa. Seorang manusia berdosa yang tidak layak dihadapan Bapanya.
Selama seorang manusia berpikir bahwa dirinya tidak berdosa, maka dia tidak akan pernah bertobat dan dia akan terus berada di jalannya itu. Logikanya adalah: buat apa bertobat, kan selama ini sudah benar. Tetapi Rom 3:23 mengatakan "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Tidak ada seorang manusiapun yang benar dihadapan Allah (termasuk yang nulis ini juga berdosa). Siapakah yang bisa menyelamatkan manusia yang berdosa ini? Rom 7:25 "Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."
Tetapi apakah dengan percaya kepada Yesus saja maka kita sudah diselamatkan? Coba kita lihat di Yoh 8:31 "Maka kata-Nya (Yesus) kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku." Jadi percaya saja tidak cukup. Percaya harus ditambah lagi "tetap dalam firman-Ku." Yang artinya kita juga harus aktif menjalankan Firman Tuhan. Disini Tuhan berbicara mengenai ketaatan akan firman.
Dan jika kita melanjutkan ke Yoh 8:32 "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Hanya dengan ketaatan melakukan firman, maka kita baru bisa benar2 mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Mengerti Firman Tuhan saja itu tidak cukup. Banyak sekali orang sudah mempelajari teologi dan tahu banyak sekali. Tetapi tanpa ketaatan dan menjalankan firman itu didalam hidupnya, pengetahuan itu hanya berada di angan2 saja. Pengetahuan itu tidak memiliki kuasa untuk merubah hidup, tidak akan memberikan arti apapun dalam hidupnya dan yang pasti tidak menyelamatkan. Dengan ketaatan akan firman juga, maka kita baru akan mengetahui kebenaran. Kebenaran itu akan benar2 dinyatakan didepan mata kita. Sama seperti Ayub berkata di Ayb 42:5 "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." Allah yang dulunya hanya sebagai suatu "konsep" dalam otak Ayub, sekarang dia bisa berhadapan/berinteraksi langsung dengan-Nya. Maka tentunya pada akhirnya adalah "kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Hidup kita akan dibebaskan dari perhambaan dosa.
Kesimpulannya adalah: menerima dan percaya kepada Yesus Kristus itu tidaklah cukup hanya dibibir maupun hanya di dalam rasio/otak kita saja. Saya sudah angkat tangan pada waktu ada calling dulu dan sekarang saya sudah ke Gereja tiap minggu. Itu tidak cukup. Iman yang seperti ini tidak menyelamatkan. Hanya dengan ketaatan, firman yang sudah kita dengar itu, bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai hidup suci dan menyangkali segala dosa kedagingan kita. Dan biarlah Allah boleh dipermuliakan dalam kehidupan kita yang sementara didunia ini. Amin.
Terpujilah Allah.
No comments:
Post a Comment