Jika kita membaca kitab suci, sering sekali yang ditekankan adalah iman. Seperti misalnya di Matius 9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Atau lebih lanjut lagi di Matius 9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Sama juga seperti di Matius 9:2 dan Matius 15:28 dimana karena iman seseorang disembuhkan.
Dengan iman kepada Yesus, semua yang kita kerjakan otomatis akan mengikuti firmanNya. Ini adalah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya dan tidak dapat dipaksakan. Jika kita tidak memiliki iman, untuk hidup menuruti kitab suci adalah susah sekali meskipun kita berusaha dengan sekuat tenaga. Maka dari itu, jika dilihat dari kehidupan seseorang sehari-harinya, hubungan dia dengan sesamanya dsb, sangatlah mudah sebenarnya untuk dilihat apakah orang itu beriman atau tidak. Sama seperti orang yang mencintai sesuatu misalnya saja olah raga golf. Kan bisa dilihat tingkah lakunya jika berhubungan dengan golf. Mau main golf pasti senang sekali. Dibawa ke toko golf pasti happy.
Banyak orang ke Gereja tetapi bukan berarti dia beriman. Tujuan ke Gereja sebenarnya bisa bermacam-macam. Sehingga banyak sekali orang yang menyebut dirinya "Kristen" ini kehidupan pribadinya sama sekali tidak ada hubungannya dengan ajaran Yesus. Menjadi Kristen karena ke Gereja saja itu tidak cukup. Mengikuti contoh diatas, orang seperti ini yang ikut main golf karena suaminya juga main. Atau rekan bisnisnya, atau temannya, dsb. Dimana jika hendak menuju ke golf course kok kelihatan tidak bersemangat cenderung malas-malasan. Tetapi anehnya tiap minggu dia ke lapangan golf.
Pada intinya, Tuhan mengharapkan kita untuk memiliki iman kepadaNya, mencintaiNya dan menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya. Hubungan ini harus ada. Maka dari situ Dia akan menuntun jalan hidup kita sesuai dengan kehendaknya dengan pertolongan dari Roh Kudus. Iman ini sendiri tidak dapat dipaksakan. Bukan berarti jika kita diberi khotbah terus menerus nantinya akan beriman. Manusia diberi kebebasan oleh Tuhan untuk menentukan sendiri pilihannya, mau mengikuti Yesus atau tidak. Tuhan tidak pernah memaksa. Tuhan hanya mengundang. Maka terserah kita mau menerima atau tidak.
Perlu sekali diingat bahwa beragama saja itu bukan berarti kita memiliki iman. Agama dapat diartikan kita percaya adanya Tuhan, datang beribadah tiap minggu, mengucapkan doa-doa tertentu, dan itu saja sudah cukup. Tidaklah benar sama sekali. Beribadah saja tidaklah cukup jika tidak dicerminkan di dalam kehidupan pribadi kita. Tidak hanya saja umat, banyak pimpinan Gereja sendiri yang kehidupannya tidak mencerminkan apa yang diajarkannya. Sangat gampang sekali dilihat. Sebenarnya jika kita melihat kehidupan orang, kita bisa mengukur imannya. Hanya orang-orang yang beriman hidup sesuai ajaran Yesus. Meskipun kadang tidak bisa 100%, tetapi kelihatan ada usaha untuk sebisa mungkin mengikuti Yesus.
Ingat bahwa Yesus selalu mengajarkan kita untuk hidup seperti Dia. Yesus selalu mengajarkan bahwa kita harus rela meninggalkan segala macam keduniawian ini seperti kekayaan, kekuasaan, dsb untuk mengikuti Dia. Markus 8:34 "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Ajaran Yesus adalah tepat karena kita sebagai manusia tidak bisa mengabdi pada dua tuan seperti yang dikatakan di Matius 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Jika pikiran dan usaha kita terus menerus dicurahkan pada masalah dunia, tidaklah mungkin kita bisa mengikuti Yesus karena yang diajarkanNya bertolak belakang.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment