Wednesday, July 8, 2015

Level iman dari James Fowler

Professor of Theology James Fowler memiliki teori bahwa iman manusia itu sebenarnya ada levelnya, 7 level tepatnya. Teori ini sebenarnya mengatakan bahwa iman masing-masing individu tidaklah sama. Saya percaya bahwa setiap manusia memiliki anugerah Tuhan. Setiap manusia tidak harus mereka saja yang beragama Kristen. Orang-orang agama lain termasuk mereka yang atheis juga memiliki anugerah pada dirinya. Hanya saja seorang yang atheis memilih untuk tidak mempercayai Tuhan. 
Saya tidak mau membicarakan isi dari teori ini secara detail karena saya sendiri belum begitu mendalami konteksnya. Untuk penjelasan rincinya, anda dapat melihat video khotbah Pdt Yakub Susabda dimana beliau sering sekali menyebutkan teori ini. Tetapi kira-kira seperti ini:
  1. Undifferentiated faith: Ada orang yang setiap minggu datang ke gereja, duduk di paling belakang sendiri, membolak balik warta gereja, main handphone, dsb. Anehnya minggu depan dia balik lagi. Ini adalah orang yang paling dasar imannya. Dia tau Tuhan itu ada, tetapi masih belum terlalu mengerti firman dan belum ada hubungan yang erat dengan Yesus. Orang-orang yang berada di level yang masih permulaan ini, cenderung menganggap Tuhan sebagai aksesori saja. Ya paling tidak ada pegangan. Dari pada menjadi atheis juga dilihat orang tidak baik. 
  2. Intuitive projective faith: Sekarang dia mulai senang ke gereja, bisa enjoy. Misalnya pergi sama pacarnya, banyak temen disana, cowoknya cakep-cakep.
  3. Mythic literal faith: Yang disini berdoa isinya minta-minta tok. Minta kesembuhan, minta jodoh, minta naik gaji, rumah baru dsb.
  4. Synthetic conventional faith: Di level ini mereka sudah mulai percaya apa yang diajarkan. Tetapi ya hanya karena diajarkan. Katanya pak pendeta begitu ya saya nurut saja.
  5. Individuative reflective faith: Pada level ini imannya sudah mulai bagus dimana orang-orangnya sudah mulai take it personal, sudah mulai ada hubungan dengan Yesus. Level ini ditandai dengan mulai adanya kegelisahan dan mulai timbul pertanyaan.
  6. Conjunctive faith: Di level ini pribadi orang ini sudah mulai membuka diri untuk melihat apa yang mau disampaikan Tuhan. 
  7. Universalizing faith: Sudah terjadi enlightenment.
Intinya yang hendak saya sampaikan adalah bahwa dengan menerima Tuhan Yesus Kristus saja itu tidak cukup. Banyak sekali orang memikir bahwa setelah menerima baptisan dari gereja dan setiap minggu ke gereja maka urusannya sudah selesai. Kehidupan Kristen hanya pada hari Minggu saja. Sedangkan hari Senin sampai Sabtu memiliki kehidupan di dunia yang berbeda. Tuhan Yesus hanya menjadi seperti aksesori saja. Seperti memakai kalung salib yang sebenarnya hanya perhiasan saja. 
Jika ada perasaan gelisah di dalam anda, itu adalah tanda untuk anda mencari kebenaran. Carilah di dalam firman Allah. Dengarkanlah khotbah dari sumber-sumber yang benar. Peliharalah iman itu. Sirami dengan firman. Dan dengan bantuan Roh Kudus, puji Tuhan anda dapat mendapat keselamatan. Lakukanlah firman dalam kehidupan sehari-hari anda. Tetapi jika anda telah betul-betul menerimah anugerah, maka ini akan anda lakukan dengan sendirinya secara otomatis. Semakin bertumbuh iman anda, maka akan semakin jijik anda bila melihat dosa. 
Hanya sekedar catatan saja bahwa tidak semua gereja mengajarkan ajaran yang benar. Bukan berarti jika anda cocok dengan pendetanya maka ajarannya benar. Hati-hatilah terhadap nabi-nabi palsu seperti ini. Motivasi mereka sudah sangat dibengkokkan dari kitab suci. Mereka memakai ayat kitab suci yang sesuai dengan tujuan mereka dan dari situ mereka bicara itu adalah firman Tuhan. Walaupun tidak semua yang salah jalan ini berdasarkan kesengajaan. Ada juga yang sebenarnya tujuannya baik, tetapi karena penafsiran yang salah terhadap kitab suci maka terjadi penyelewengan.

No comments:

Post a Comment